Viral Jenazah Dibawa Motor, Mantan Bupati Ungkap Realita Pinogu

Tabayyun.co.id,GORONTALO –Viralnya video jenazah yang dibawa menggunakan sepeda motor dari Desa Pangi, Suwawa Timur, menuju Kecamatan Pinogu, Bone Bolango, kembali mengundang keprihatinan soal keterisolasian wilayah ini.

Dalam rekaman yang beredar di media sosial, jenazah tersebut diikat ke badan tukang ojek Pinogu demi memenuhi permintaan untuk dimakamkan di kampung halaman. Aksi ini menuai haru, simpati, dan pertanyaan publik soal akses serta pelayanan dasar di daerah terpencil tersebut.

Akses Jalan Masih Jadi Masalah Utama

Mantan Bupati Bone Bolango dua periode, Hamim Pou, yang pernah belasan kali mengunjungi langsung kawasan Pinogu, menyebut bahwa akar persoalan masih sama: soal infrastruktur jalan.

Baca Juga :  Pantai Oluhuta Diselimuti Bendera Raksasa, Simbol 80 Tahun Kemerdekaan

“Masalah utama di Pinogu adalah jalan, jalan, dan jalan,” tulis Hamim dalam pernyataannya.

Ia menyebutkan, selama menjabat, pihaknya telah mengalokasikan anggaran lebih dari Rp10 miliar untuk pembangunan jalan, bekerja sama dengan TNI dan masyarakat.

Namun demikian, tantangan besar tetap menghadang. Cuaca ekstrem, kepadatan ojek, serta lalu lintas menuju lokasi tambang rakyat memperparah kondisi medan yang sudah sulit sejak awal.

Keterbatasan Regulasi dan Medan Alam

Salah satu kendala terbesar datang dari regulasi. Lokasi Pinogu yang berada di kawasan Taman Nasional membuat pembangunan jalan harus mematuhi aturan Kementerian Kehutanan.

Baca Juga :  Silahturahmi bersama Bupati, Grib Jaya Gorontalo Dukung Program Pembangunan Bone Bolango, Termasuk Akses Jalan Pinogu

“Izin dari Kementerian Kehutanan hanya mengizinkan pelebaran jalan maksimal 2 meter,” tulisnya lagi.

Pelebaran terbatas ini, ditambah material jalan yang hanya rabat beton, membuat akses tetap sulit ditembus. Bahkan, pembangunan sempat menuai perdebatan internal warga: wilayah Tulabolo atau Pinogu yang lebih diprioritaskan.

Program Strategis Pernah Dicanangkan, Kini Terhenti

Hamim mengaku, pihaknya telah mencoba membangun ekosistem ekonomi untuk Pinogu dengan memperkenalkan komoditas unggulan seperti beras organik dan kopi kualitas premium.

“Padahal cita-citanya besar: kita bikin bendungan kecil di sana—kini sudah hancur,” ujarnya.

Baca Juga :  Ditekan Kinerja, Tapi Tak Digaji: Suara Kritik untuk BUMDes

Namun, karena keterbatasan akses, program-program ini belum mampu berkembang maksimal.

Hamim Pou, Eks Bupati Kabupaten Bone Bolango

Butuh Kolaborasi Nyata, Bukan Alasan Baru

Hamim menegaskan pentingnya keterlibatan pemerintah pusat dan provinsi, bukan hanya beban pada pemerintah kabupaten.

“Pemerintah kabupaten seperti bekerja sendiri untuk melayani sekitar 3.000 rakyat di sana. Intervensi pusat dan provinsi belum terlihat,” ungkapnya.

Ia berharap semua pihak berhenti saling menyalahkan dan mulai mengambil langkah konkret.

“Jangan lagi ada alasan bahwa ‘tidak ada payung hukum kami membangun dan menganggarkan jalan ke Pinogu’,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *