Kesal Janji Tak Ditepati, Warga Pentadio Tutup Jalan Rusak dengan Batu dan Baliho

Tabayyun.co.id, GORONTALO – Warga Desa Pentadio Barat, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, memblokade jalan utama desa mereka sejak Senin (16/9/2025). Aksi ini dilakukan setelah dua tahun menunggu perbaikan jalan yang tak kunjung terealisasi.

Warga menutup akses jalan menggunakan papan kayu, batu, seng, hingga baliho besar. Penutupan itu menjadi simbol kekecewaan terhadap janji pemerintah yang sejak tahun lalu belum ditindaklanjuti.

Menurut warga, jalan tersebut merupakan jalur vital bagi aktivitas sehari-hari, mulai dari akses menuju sekolah, pasar, hingga transportasi umum. Kerusakan parah membuat kendaraan sulit melintas karena dipenuhi lubang besar yang menyerupai kubangan.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN UNG Dorong Pemberdayaan Perempuan Adat di Talumelito Lewat Inovasi Digital dan Produk Lokal

“Dua tahun dibiarkan begitu saja tanpa ada pemeliharaan. Tahun lalu dijanjikan akan diperbaiki, tapi sampai sekarang belum ada juga,” kata Erwin Pakaya, warga setempat. Dilansir dari gorontalo.tribunnews.com

Ia menegaskan, warga tidak menuntut berlebihan, hanya meminta jalan diperbaiki demi keselamatan bersama.

Baca Juga :  TGR Bukan Penghapus Dosa : DPRD Gorontalo Disorot Soal Dugaan Korupsi Tunjangan

“Kami tidak minta lebih, hanya jalan diperbaiki. Karena ini akses utama masyarakat, bukan hanya orang tua, tapi anak-anak sekolah juga yang jadi korban,” ucapnya.

Warga lain, Abdul Radjak Pakaya, menambahkan kondisi jalan rusak sering memicu kecelakaan, bahkan melibatkan anak sekolah.

“Banyak lubang di sepanjang jalan ini. Sudah sering ada yang jatuh, apalagi anak-anak sekolah yang tiap hari lewat sini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Aktivis Desak Kejari Gorontalo Fokus Tegakkan Hukum, Bukan Sibuk Bela Diri

Abdul menegaskan, warga akan terus menutup jalan sampai ada kepastian perbaikan.

“Kami tutup sampai ada perbaikan, tidak akan dibuka sebelum itu,” tegasnya.

Blokade jalan di Pentadio disebut bukan kali pertama. Warga sebelumnya sudah tiga kali melakukan aksi serupa, namun hingga kini belum ada tindak lanjut nyata dari pemerintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *