Tabayyun.co.id,GORONTALO –Viralnya video jenazah yang dibawa menggunakan sepeda motor dari Desa Pangi, Suwawa Timur, menuju Kecamatan Pinogu, Bone Bolango, kembali mengundang keprihatinan soal keterisolasian wilayah ini.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial, jenazah tersebut diikat ke badan tukang ojek Pinogu demi memenuhi permintaan untuk dimakamkan di kampung halaman. Aksi ini menuai haru, simpati, dan pertanyaan publik soal akses serta pelayanan dasar di daerah terpencil tersebut.
Akses Jalan Masih Jadi Masalah Utama
Mantan Bupati Bone Bolango dua periode, Hamim Pou, yang pernah belasan kali mengunjungi langsung kawasan Pinogu, menyebut bahwa akar persoalan masih sama: soal infrastruktur jalan.
“Masalah utama di Pinogu adalah jalan, jalan, dan jalan,” tulis Hamim dalam pernyataannya.
Ia menyebutkan, selama menjabat, pihaknya telah mengalokasikan anggaran lebih dari Rp10 miliar untuk pembangunan jalan, bekerja sama dengan TNI dan masyarakat.
Namun demikian, tantangan besar tetap menghadang. Cuaca ekstrem, kepadatan ojek, serta lalu lintas menuju lokasi tambang rakyat memperparah kondisi medan yang sudah sulit sejak awal.
Keterbatasan Regulasi dan Medan Alam
Salah satu kendala terbesar datang dari regulasi. Lokasi Pinogu yang berada di kawasan Taman Nasional membuat pembangunan jalan harus mematuhi aturan Kementerian Kehutanan.
“Izin dari Kementerian Kehutanan hanya mengizinkan pelebaran jalan maksimal 2 meter,” tulisnya lagi.
Pelebaran terbatas ini, ditambah material jalan yang hanya rabat beton, membuat akses tetap sulit ditembus. Bahkan, pembangunan sempat menuai perdebatan internal warga: wilayah Tulabolo atau Pinogu yang lebih diprioritaskan.
Program Strategis Pernah Dicanangkan, Kini Terhenti
Hamim mengaku, pihaknya telah mencoba membangun ekosistem ekonomi untuk Pinogu dengan memperkenalkan komoditas unggulan seperti beras organik dan kopi kualitas premium.
“Padahal cita-citanya besar: kita bikin bendungan kecil di sana—kini sudah hancur,” ujarnya.
Namun, karena keterbatasan akses, program-program ini belum mampu berkembang maksimal.

Butuh Kolaborasi Nyata, Bukan Alasan Baru
Hamim menegaskan pentingnya keterlibatan pemerintah pusat dan provinsi, bukan hanya beban pada pemerintah kabupaten.
“Pemerintah kabupaten seperti bekerja sendiri untuk melayani sekitar 3.000 rakyat di sana. Intervensi pusat dan provinsi belum terlihat,” ungkapnya.
Ia berharap semua pihak berhenti saling menyalahkan dan mulai mengambil langkah konkret.
“Jangan lagi ada alasan bahwa ‘tidak ada payung hukum kami membangun dan menganggarkan jalan ke Pinogu’,” pungkasnya.