Tabayyun.co.id, GORONTALO, Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah, menyoroti kostum penari pada pembukaan Storytelling Competition Pariwisata Gorontalo di Citimall Gorontalo, Minggu (28/9/2025).
Dalam acara tersebut, perhatian Idah tertuju pada busana dua pasangan penari dari salah satu sanggar yang membawakan Tarian Karawo. Kritiknya pun ia sampaikan lewat unggahan di akun Facebook pribadi.
“Tarian Karawo tapi custom yang dipakai tidak ada motif karawonya,” tulis Idah.
Saat dikonfirmasi seusai acara, Idah menegaskan hal itu bukan kali pertama ia menyaksikan penampilan serupa. Menurutnya, tarian khas daerah seharusnya ditampilkan dengan memperlihatkan identitas Karawo, baik melalui gerakan maupun busana.
“Kalau judulnya Karawo harus ada motif Karawo walaupun sedikit,” ujar idah dilansir dari Tribungorontalo.com.
Idah mengakui banyak keluhan soal mahalnya kain Karawo. Namun, menurutnya hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk menghilangkan ciri khas tarian tradisional.
“Tidak usah semuanya, satu helai saja bagian depan, atas saja dengan sulaman Karawo, itu sudah menunjukkan bahwa itu Tarian Karawo,” jelasnya.
Ia berharap kritik ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi sanggar-sanggar tari. Baginya, sebuah tarian tidak hanya berbicara tentang koreografi, tetapi juga makna yang terkandung dalam kostum yang dikenakan.
“Ini saran membangun saya, bahwa sanggar-sanggar itu, kalau membuat baju-baju tarian, sesuaikanlah dengan adat istiadat Gorontalo,” tegas Idah.
Idah menekankan bahwa motif Karawo bukan sekadar hiasan, melainkan simbol identitas budaya Gorontalo yang perlu dijaga. Terlebih, Tarian Karawo kerap dipentaskan untuk menyambut tamu penting dari luar daerah.