Malut United Bakal Tinggalkan Ternate, Stadion Kie Raha Jadi Masalah

Tabayyun.co.id, TERNATE,– Manajemen Malut United FC tengah mengevaluasi rencana pemindahan homebase dari Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Maluku Utara. Langkah itu menyusul polemik soal kepemilikan stadion yang disebut milik Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate.

“Manajemen lagi lakukan evaluasi, bisa jadi kami pindah ke Ambon. Sponsor tim juga saat ini dari Maluku,” ujar Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, Senin (18/8/2025).

Renovasi Stadion Gelora Kie Raha dilakukan setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Malut Maju Sejahtera. Menurut Asghar, renovasi dilakukan karena stadion diklaim sebagai aset Pemkot Ternate.

Baca Juga :  King Polo, Si Raja Tarkam Lombok yang Kian Bersinar di Level Nasional

“Kita lakukan renovasi karena GKR diklaim sebagai aset Pemkot Ternate, Kita berani keluarkan dana besar karena ada penjelasan Pemkot dan semua diatur dalam MoU,” ucapnya.

Meski stadion belum bersertifikat, manajemen tidak mempermasalahkan hal itu karena menganggap kepemilikan berada di tangan Pemkot. Tujuan renovasi pun demi membuat Malut United bermain di hadapan pendukungnya sendiri di Ternate.

“Tujuan kita renovasi adalah untuk bermain di Ternate. Kita ingin Malut United pulang ke rumahnya di Maluku Utara. Sejak awal kan tim ini dibentuk untuk membahagiakan warga yang butuh tontonan sepakbola. Biar Malut United jadi kebanggaan,” katanya.

Baca Juga :  Musorcab KONI Gorontalo Diulang, Cabor PTMSI Beri Dukungan

Namun, setelah renovasi selesai, muncul sengketa kepemilikan yang menurut Asghar sangat disayangkan. Ia menyebut ada dugaan politisasi dalam persoalan ini.

“Mengapa setelah kami bangun, jadi bagus dan digunakan tiba-tiba jadi masalah?” ujarnya kecewa.

“Kami tak ingin GKR jadi motif politik. Tak ada urusan kami dengan politik. Malut United hanya fokus mengurus sepakbola,” tegasnya.

Secara finansial, manajemen klub mengaku sangat dirugikan karena telah mengeluarkan biaya besar tanpa mendapatkan keuntungan. Meski demikian, niat awal renovasi tetap didasari semangat membangun kebanggaan masyarakat lokal.

Baca Juga :  KONI Pusat Batalkan Wacana Pelantikan KONI Kabupaten Gorontalo, Musorkab Harus Diulang

“Kita sangat rugi kalau berhitung finansial. Tak ada keuntungan apapun sejak Gelora selesai direnovasi. Main di Ternate juga butuh biaya yang sangat besar. Tapi kita memilih bermain disini karena ingin daerah ini punya kebanggaan bersama,” kata Asghar.

Karena situasi ini, Malut United membuka opsi pindah ke daerah lain seperti Kota Ambon.

“Soal biaya renovasi yang mencapai puluhan miliar biarlah jadi kerugian kami. Kami pindah karena merasa tak ada dukungan dari pemerintah maupun masyarakat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *