Harga Emas Tak Bergerak, Pasar Tunggu Rilis Data Inflasi AS

Tabayyun.co.id_JAKARTA, investor.id – Harga emas di pasar spot bergerak stagnan, sementara kontrak berjangka di Comex sempat mencapai level tertinggi baru, yakni US$ 3.534 per 100 troy ons, setelah muncul laporan bahwa pemerintah Amerika Serikat berencana mengenakan tarif baru terhadap impor batangan emas.

Meski begitu, perhatian pelaku pasar kini tertuju pada data inflasi yang dijadwalkan rilis minggu ini. Volatilitas pasar terlihat meningkat, dengan harga emas bergerak di sekitar level psikologis US$ 3.400. Bahkan pada sesi Asia pagi tadi, harga XAU/USD sempat mengalami penurunan, menembus angka US$ 3.390, seiring dengan penguatan moderat dolar AS yang memberi tekanan terhadap harga komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut.

Baca Juga :  Wagub Gorontalo Laporkan Progres Kopdes MP ke Menko Pangan

Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, menilai bahwa sinyal teknikal harga emas mulai melemah. Kombinasi pola candlestick dan pergerakan rata-rata bergerak (moving average) menunjukkan momentum bullish yang lebih lemah dibandingkan pekan lalu. “US$ 3.400 menjadi hambatan utama yang perlu dilampaui untuk melanjutkan reli ini. Namun, jika belum ada dorongan fundamental baru, reli harga emas cenderung terbatas. Jika tekanan jual kembali muncul, level US$ 3.350 akan menjadi titik penting untuk mengukur daya beli jangka pendek,” ungkapnya dalam keterangannya, Senin (11/8/2025).

Secara fundamental, harga emas masih mendapat dukungan dari ekspektasi pasar terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September mendatang. Probabilitas pemangkasan tersebut semakin besar, terlihat dari respon negatif pasar terhadap data tenaga kerja yang kurang menggembirakan dan revisi turun untuk bulan Mei dan Juni. Ini memperkuat pandangan bahwa kebijakan The Fed akan semakin seimbang. Komentar Gubernur The Fed, Michelle Bowman, mengenai potensi kerentanan pasar tenaga kerja dan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2025 turut memperkuat spekulasi tersebut.

Baca Juga :  Pendidikan Harus Dibenahi, Tegas Anggota DPRD Provinsi Gorontalo di HUT RI ke-80

Namun, kenaikan kembali dolar AS dan potensi imbal hasil yang lebih tinggi apabila inflasi tetap kaku bisa membatasi potensi kenaikan harga emas.

Sementara itu, dukungan struktural terhadap harga emas datang dari China. Data terbaru menunjukkan bahwa People’s Bank of China menambah cadangan emasnya pada Juli lalu, melanjutkan tren pembelian berturut-turut selama sembilan bulan. Pembelian bank sentral ini menjadi penopang penting bagi harga emas, di tengah ketidakpastian kebijakan dan potensi gejolak tarif global.

Baca Juga :  Unisan Gorontalo Buka Suara Soal Kenaikan Biaya PKKMB dan Asuransi

Tag SEO: harga emas, inflasi AS, tarif impor emas, kebijakan The Fed, pasar spot emas

Frasa Kunci Utama: harga emas, tarif impor emas, kebijakan The Fed

Deskripsi Meta: Harga emas stagnan di pasar spot, sementara kontrak berjangka di Comex mencapai level tertinggi baru setelah kabar tarif impor emas. Pasar kini menunggu data inflasi AS yang akan memengaruhi pergerakan harga emas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *