Mahasiswa KKN UNG Dorong Pemberdayaan Perempuan Adat di Talumelito Lewat Inovasi Digital dan Produk Lokal

Tabayyun.co.id,GORONTALO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik II Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang ditempatkan di Desa Talumelito, Kecamatan Telaga Biru, memperkenalkan serangkaian program inovatif untuk mendukung pemberdayaan perempuan adat dan pelestarian budaya lokal. Program ini dikemas dalam kegiatan pemaparan kerja yang digelar di Balai Desa Talumelito, Selasa (13/8/2025).

Sebanyak 15 mahasiswa dari berbagai jurusan terlibat dalam program pengabdian kepada masyarakat tersebut. Mereka menyusun sejumlah kegiatan utama, mulai dari produksi teh herbal berbahan rambut jagung, kue lepet jagung, saraba instan khas Talumelito, hingga kerajinan tangan berupa kaos Karawo sebagai wujud inovasi berbasis budaya lokal.

Baca Juga :  Real Madrid Bersiap Aktifkan Klausul Pembelian Bintang Muda Portugal

“Program kami bertemakan, Pemberdayaan Perempuan Adat dalam Pelestarian Budaya melalui Pengembangan Usaha Kreatif Berbasis Kearifan Lokal dengan Pemanfaatan Teknologi Digital di Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru,” terang Kurniawan,Selaku Kordes KKN Desa Talumelito.

Selain pengolahan produk lokal, para mahasiswa juga memberikan pelatihan pemasaran digital agar produk-produk tersebut dapat dikenal lebih luas melalui platform online. Kegiatan lain yang menjadi bagian dari program kerja adalah bimbingan baca tulis aksara Arab bagi anak-anak, sosialisasi gizi keluarga, dan edukasi kebersihan lingkungan.

Pemaparan tersebut turut dihadiri oleh perangkat desa, dosen pembimbing lapangan (DPL), serta perwakilan Karang Taruna Lamahu yang menjadi mitra kolaborasi mahasiswa selama program berlangsung.

Baca Juga :  Sejumlah Dosen Hukum : Pengibar Bendera One Piece Tak Bisa Dipidana

Dalam sesi diskusi, salah satu anggota Karang Taruna bernama Rizal menyampaikan pertanyaan kritis tentang potensi tantangan dari program yang dijalankan. Ia menyoroti bahwa pemaparan sebelumnya lebih banyak menekankan sisi positif program.


“Beliau bertanya terkait apa sisi negatif dari program-program yang kami jalankan jika nanti masyarakat desa meneruskan program kami,” ungkap mahasiswa saat menanggapi. “Karena di pemaparan oleh pemateri dari mahasiswa maupun dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) hanya dijelaskan mengenai sisi positifnya saja.” ucapnya.

Baca Juga :  Bertepatan HUT Sekolah, SMK Negeri 4 Melepas Puluhan Siswa PKL

Mahasiswa menjelaskan bahwa dampak negatif bisa saja terjadi jika tidak ada dukungan aktif dari seluruh pihak yang terlibat, termasuk masyarakat, karang taruna, perangkat desa, hingga mahasiswa sendiri.

“Bahwa ada juga sisi negatif dari program-program yang kami jalankan terutama apabila tidak ada kontribusi langsung dari masyarakat, Karang Taruna, perangkat desa dan mahasiswanya sendiri,” sambungnya.

Melalui kolaborasi lintas elemen masyarakat desa, program ini diharapkan mampu menciptakan dampak berkelanjutan dalam pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui usaha kreatif yang adaptif terhadap era digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *