Mediasi Berujung Damai, UNG Harap Isu Dumoga Tak Terulang

Tabayyun.co.id,GORONTALO — Universitas Negeri Gorontalo (UNG) akhirnya angkat bicara terkait viralnya pernyataan salah satu dosennya yang dianggap menyinggung masyarakat Dumoga. Klarifikasi disampaikan secara resmi oleh panitia Pelaksana Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025.

Dalam keterangan resminya (kamis/14/08/25), panitia menjelaskan bahwa program PKKMB bertujuan membentuk karakter dan mengenalkan mahasiswa baru pada kehidupan akademik dengan pendekatan kekeluargaan dan persahabatan.

Video yang tersebar luas di media sosial memperlihatkan pernyataan dosen sekaligus Direktur UPA PKK, Erol Fahrushah, yang menuai kontroversi. Pernyataan tersebut dianggap menyinggung identitas kedaerahan masyarakat Dumoga.

“Saya secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Dumoga atas pernyataan saya dalam kegiatan PKKMB. Tidak ada sedikit pun niat mendiskreditkan atau merendahkan,” ujar Erol dalam sesi klarifikasi bersama sejumlah Mahasiswa Dumoga.

Baca Juga :  Sepuluh Tahun Peringatan 17 Agustus di Perempatan Drum Ipilo, Partisipasi Warga Kian Meningkat Hingga Pesan Anti korupsi Menggema

Pihak panitia juga menekankan bahwa gaya komunikasi dalam kegiatan tersebut bersifat spontan dan bertujuan mencairkan suasana, bukan untuk menimbulkan polemik.

Mediasi dan Kesepakatan Damai

Menanggapi isu ini, sejumlah perwakilan organisasi mahasiswa dan tokoh masyarakat Dumoga melakukan dialog terbuka dengan pihak kampus. Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana damai dan menghasilkan kesepakatan untuk tidak memperpanjang polemik.

Perwakilan masyarakat Dumoga menggarisbawahi pentingnya menjaga martabat daerah dan menolak segala bentuk candaan yang merendahkan identitas kedaerahan.

Baca Juga :  HUT RI ke-80, IGTKI Kecamatan Kota Timur Hidupkan Kebersamaan Lewat Aneka Lomba

“Kami berhak bebas dari stigma negatif. Identitas Dumoga adalah warisan yang harus dijaga, bukan bahan candaan,” tegas salah satu tokoh masyarakat dalam forum mediasi.

Panitia mengapresiasi respon bijak dari organisasi mahasiswa Dumoga yang berupaya menjaga kondusivitas serta aktif menghapus stigma negatif yang selama ini melekat.

Respons Pimpinan UNG

Pimpinan UNG melalui Wakil Rektor III Prof.Dr.Muhammad Amir Arham, bersama jajaran resmi menyatakan keterbukaan terhadap kritik dan masukan dari masyarakat. Mereka berharap insiden serupa tidak kembali terulang, sekaligus mengingatkan pentingnya komunikasi yang menghormati perbedaan latar belakang sosial dan budaya.

Kampus juga menekankan bahwa tidak ada ruang bagi candaan yang mengandung unsur diskriminasi, baik berdasarkan etnis, agama, maupun asal daerah.

Baca Juga :  DPRD Provinsi Gorontalo, Dorong Pengembangan Wisata Pentadio Barat untuk Sejahterakan Warga

Komitmen untuk Transparansi

Sekretaris panitia PKKMB menegaskan bahwa, pihaknya telah menyampaikan konteks lengkap kegiatan kepada media untuk mencegah misinformasi. Ia mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh potongan video yang beredar tanpa penjelasan utuh.

PKKMB UNG tahun ini, menurut panitia, tetap berlangsung dengan penuh antusiasme mahasiswa baru. Nuansa kekeluargaan dan semangat persaudaraan menjadi bagian dari pembentukan karakter awal sebelum mahasiswa menjalani masa studi di kampus.

Harapan Bersama

Panitia, dosen, mahasiswa, dan masyarakat berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran kolektif. Mereka mendorong semua pihak untuk menjaga komunikasi yang sehat serta membangun rasa saling menghormati di lingkungan akademik maupun sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *