Serikat Ojol Tegaskan Tak Terlibat dalam Pertemuan dengan Wapres Gibran

Tabayyun.co.id, JAKARTA – Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menyatakan bahwa pengemudi ojek online (ojol) yang hadir dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Minggu, 31 Agustus 2025, bukan bagian dari keanggotaan mereka.

Ketua SPAI, Lily Pujiati, menegaskan hanya mengenal dua sosok dari rombongan ojol yang hadir, yakni pengemudi dari aplikator Maxim. Namun, keduanya disebut bukan merupakan anggota resmi serikat.

“Yang driver Maxim itu saya tahu dia driver. Kalau yang lain saya gak kenal,” ujar Lily saat dihubungi, Selasa (2/9/2025).

Lily menyampaikan bahwa meskipun pernah menjalin komunikasi dengan beberapa pengemudi, mereka tidak tergabung dalam struktur SPAI. Keanggotaan resmi, menurutnya, ditandai dengan kepemilikan kartu dan prosedur koordinasi dari pusat hingga daerah.

“Bukan anggota SPAI. Kalau anggota, kan punya kartu anggota. Terus, kedua, kami kalau ada segala sesuatu kan harus koordinasi, (baik) daerah, pusat,” ujarnya.

Lily juga mengkritisi pola komunikasi pemerintah yang dinilainya lebih sering menggandeng pengemudi binaan aplikator daripada melibatkan serikat dalam diskusi kebijakan. Ia mempertanyakan apakah aspirasi yang disampaikan benar-benar mewakili kebutuhan para pekerja.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Hadiri Maulid Nabi dan Istighosah Kebangsaan, Doakan Keselamatan Bangsa

“Kalau itu memang binaan aplikator, mereka harus membawa aspirasi aplikator, dan bukan aspirasi (pekerja),” tegasnya.

Dalam komunikasi telepon dengan salah satu pengemudi Maxim, Lily mendapat informasi bahwa salah satu isu yang dibicarakan dalam pertemuan adalah soal layanan BPJS Ketenagakerjaan bagi ojol.

“Aku kemarin telepon dia, (menanyakan) apa itu yang diobrolin? ‘Iyaa, terkait BPJS.’ Yang Maxim itu minta BPJS TK untuk ojol gratis dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Seperti diketahui, pertemuan antara Wapres Gibran dan sejumlah pengemudi ojol dari berbagai platform – termasuk Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive – digelar di Istana Wakil Presiden. Video pertemuan tersebut diunggah melalui akun resmi Instagram @setwapres.ri.

Salah satu pengemudi berjaket Gojek yang hadir mengatakan bahwa mereka menyampaikan sejumlah masukan kepada Wapres, termasuk kondisi kerja mereka selama masa demonstrasi.

“Alhamdulillah, justru tadi pertemuannya lebih banyak kami yang meminta, mengasih masukan kepada Pak Wapres dan Alhamdulillah kami sefrekuensi untuk permasalahan yang saat ini sedang terjadi,” katanya dalam video.

Namun, kehadiran mereka justru menuai kecurigaan publik. Mulai dari penampilan pengemudi yang terlihat rapi dan mengenakan perlengkapan baru, hingga pilihan kata yang dianggap tidak lazim dalam keseharian para pengemudi.

Baca Juga :  Sudah Diperingatkan, Prabowo Kecewa Wamenaker Noel Terjaring OTT

“Beberapa hari ini kami teman-teman ojek online terganggu dalam mata pencaharian. Jumlah penumpang menurun, rasa waswas dalam narik, karena mengingat eskalasi makin meningkat,” ujar salah satu pengemudi dalam video itu.

Ia bahkan menyebut telah memberikan edukasi kepada “para taruna”, sebuah istilah yang memicu sorotan dari netizen.

“Kami juga sudah memberikan edukasi kepada para taruna di wilayah masing-masing untuk tidak ikut serta atau terpancing isu-isu provokatif mengenai isu-isu unjuk rasa atau demo yang kemarin,” tuturnya.

Menanggapi polemik ini, pihak Gojek dan Maxim menyampaikan klarifikasi.

Direktur Public Affairs & Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Ade Mulya, menyebut pengemudi yang ramai dibicarakan di media sosial memang mitra aktif Gojek sejak tahun 2015.

“Kami pun ingin menegaskan bahwa Mohamad Rahman Tohir atau yang akrab disapa Cang Rahman, salah satu peserta dialog yang ramai menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini adalah benar mitra aktif Gojek sejak 2015,” kata Ade.

Ia menyatakan, Gojek hanya mengirim mitra pengemudi yang benar-benar aktif dan dipercaya komunitas. Aspirasi yang disampaikan, kata Ade, berasal dari pengalaman pribadi para mitra.

Baca Juga :  Bendera One Piece dan Merah Putih: Prabowo, Luffy dan Nasionalisme yang Luka

“Aspirasi yang disampaikan pun murni dari para mitra sendiri: mulai dari permohonan dukungan bagi keluarga rekan yang telah berpulang, solidaritas sesama pengemudi, hingga harapan agar situasi tetap aman dan damai,” ucapnya.

Sementara itu, Public Relations Specialist Maxim Indonesia, Arkam Suprapto, mengonfirmasi bahwa dua pengemudi yang hadir adalah mitra resmi Maxim yang masih aktif.

“Kami menyampaikan bahwa mitra pengemudi yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah pengemudi resmi yang terdaftar di platform Maxim dan aktif melayani masyarakat,” katanya.

Arkam menambahkan bahwa kehadiran mitra dalam pertemuan tersebut merupakan hasil kesepakatan dan undangan resmi dari Kantor Wakil Presiden.

“Kehadiran mereka sebagai tamu undangan merupakan hasil kesepakatan dan inisiatif mitra pengemudi sendiri dalam kapasitasnya sebagai perwakilan,” ujar Arkam.

Maxim, lanjut Arkam, juga secara rutin memberikan edukasi kepada pengemudi tentang pentingnya menjaga ketertiban dan menghindari kekerasan dalam menyuarakan aspirasi. Dialog yang terbuka dan damai dinilai sebagai solusi terbaik oleh perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *