Lagu “Tabola Bale” Meriahkan Upacara HUT ke-80 RI di Istana Negara


Tabayyun.co.id
, JAKARTA,– Lagu “Tabola Bale” sukses mencuri perhatian para tamu undangan saat diperdengarkan dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Negara. Lagu yang dikenal luas di media sosial ini dinyanyikan oleh grup musik Silet Open Up.

Dirilis pada April 2025 melalui platform YouTube, video musik “Tabola Bale” telah meraih jutaan penonton. Popularitasnya meluas ke berbagai platform digital, terutama TikTok dan Instagram, di mana lagu ini kerap dijadikan latar musik dalam konten-konten kreatif.

Baca Juga :  Rapat Sidang Kabinet, Prabowo Mengusir Halus Jurnalis dengan Persilahkan Makan Minum yang Baik

Lagu Cinta dari Timur Indonesia

“Tabola Bale” menjadi viral tak hanya karena nadanya yang enerjik, namun juga berkat liriknya yang menggambarkan kisah cinta penuh nostalgia. Lagu ini berkisah tentang seorang pria yang jatuh cinta pada teman masa kecilnya yang kini telah tumbuh menjadi sosok wanita menawan.

Ekspresi perasaan yang kuat tergambar dalam lagu tersebut, terlebih dengan penggunaan frasa “tabola-bale”—ungkapan khas dari wilayah Indonesia Timur—yang merujuk pada perasaan gelisah dan jatuh cinta yang mendalam.

Baca Juga :  Terkait Isu Travel Umroh dan Haji Serta Masalah di Arab Saudi, Mustafa Yasin Buka Suara : Ini Musibah

“Tabola-bale” secara emosional menyiratkan suasana hati yang campur aduk—antara gembira, gugup, dan bingung—ketika seseorang mengalami jatuh cinta yang tak biasa.

Lirik Autentik yang Membumi

Meski dibawakan dalam berbagai dialek dan bahasa daerah, lirik “Tabola Bale” justru menjadi kekuatan utama yang menyentuh hati banyak pendengar. Lagu ini memadukan unsur budaya lokal dengan narasi yang universal.

Berikut penggalan lirik dari lagu “Tabola Bale”, sebagaimana yang banyak dibagikan dan disukai oleh warganet:

Baca Juga :  Dilaporkan ke KPK oleh BSG, Pemkot : Lucu melihat tingkah BSG

“Kaka tabola-bale lia Ade Nona e
Su makin manyala e, kaka hati susah e
Dulu denai lah suko mancaliak Uda bakawan
Raso-raso ko ado, tapi denai diamkan (hei!)”

Lagu ini menjadi simbol kekayaan musik Nusantara yang mampu menjangkau berbagai kalangan, dari generasi muda hingga pejabat negara. Tampilnya lagu ini dalam momen kenegaraan menegaskan bahwa musik daerah kini memiliki tempat yang istimewa di ruang nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *